Posts

Pembangkangan Cirebon dan Serangan Kerajaan Pajajaran. Ini yang Terjadi...

Image
Ilustrasi: Sportourism.id [Historiana] - Kerajaan Pajajaran adalah salah satu kerajaan yang paling stabil selama 909 tahun. Asumsi kesatuan Kerajaan Sunda-Galuh terhitung sejak didirikannya kerajaan Sunda sebagai kelanjutan kerajaan Tarumanagara. Sang Tarusbawa (Prabu Tarusbawa) yang berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa, pada tahun 669 M menggantikan kedudukan mertuanya yaitu Linggawarman raja Tarumanagara yang terakhir. Karena pamor Tarumanagara pada zamannya sudah sangat menurun, ia ingin mengembalikan keharuman zaman Purnawarman yang berkedudukan di purasaba (ibukota) Sundapura. Beberapa ahli sejarah menghitung masa kekuasaan kerajaan Pajajaran sejak penyatuan kembali Kerajaan Sunda dan Galuh dengan nama "Kerajaan Sunda". Kerajaan Sunda atau Kerajaan Pasundan adalah kerajaan yang pernah ada antara tahun 932 dan 1579 Masehi di bagian Barat pulau Jawa (Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah sekarang). Kerajaan ini bahkan pernah menguasai wilayah ba

Hari Wayang Dunia | 7 November 2018

Image
[Historiana] - Jika ingin menghancurkan suatau bangsa, hancurkanlah budayanya. kalima yang diucapkan Dalang Asep Sunandar Sunarya (alm) ketika mementaskan wayang golek khas Sunda (Jawa Barat). Wayang adalah salah satu produk budaya bangsa Indonesia. Wayang pernah dituding-tuding sebagai sesuatu yang "haram". Pun demikian dengan Tari Jaipongan. Jika semua produk budaya Indonesia dicap "haram" kemudian ditinggalkan oleh bangsa ini, mau jadi apa bangsa ini? Seiring perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara, pada era sekarang ini, salah satu pilar bangsa telah mengalami kerapuhan. Fenomena merebaknya perseteruan antarindividu ataupun golongan yang sepertinya telah menanggalkan konsep bhinneka tunggal ika. Isu SARA kembali merebak mewarnai dinamika kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial, hukum, dan budaya yang dapat menjerumuskan bangsa menuju pada jurang kehancuran. Adu kekuatan fisik, kemampuan logika, argumentasi liar, perilaku destruktif, dan egosentris ter

Siapakah yang Disebut Raja Jawa? | Menelusuri Penguasa Pulau Jawa

Image
[Historiana] - Jika kita menyebut "Raja Jawa" akan terpikir baha sosoknya adalah "Hayam Wuruk" dari Kerajaan Majapahit. Bukan! Mahaprabu Hayam Wuruk bukan Raja Jawa. Ia Raja Nusantara, kecuali wilayah Pajajran atau Sunda-Galuh. Mahaprabu Hayam Wuruk memang berkedudukan di Pulau Jawa, tepatnya di Trowulan, Jawa Timur. Lalu apa kategori raja Jawa? Raja Jawa adalah seorang penguasa yang menguasai Pulau Jawa saja. Dalam artikel ini, kita tidak sedang membahas daftar raja-raja yang ada di Pulau Jawa. Pembahasan difokuskan kepada sosok raja yang menguasai seluruh Pulau Jawa. Secara umum teritorial wilayah Pulau Jawa di mulai dari wilayah Banten sekarang, Jakarta, Jawa Barat, Jawa tengah, DIY Yogyakarta hingga Jawa Timur. Meskipun dalam sistem ketata-negaraan zaman kerajaan tidak mengenal teritorial kewilayahan.  Baca juga:  Ramalan Jayabaya: Terbelahnya Pulau Jawa, Sudah Terbukti? Pengetahuan yang mendasari representasi wilayah Sunda disemaikan oleh pemerintah Kolonial B

Peta Kuno Sunda sebagai Jakarta di Zaman dulu | Sesaat Setelah Pajajaran Runtuh

Image
[Historiana] - Sejarah tentang kota Jakarta atau Jayakarta yang dahulu bernama Batavis telah banyak dibahas di berbagai media. Baik buku, surat kabar, jurnal, working paper dan lain-lain. pun demikian dengan Batavia yang dulu Jayakarta itu sebenarnya bernama Sunda Kalapa. Berikut beberapa peta kuno keberadaan Sunda sebagai Jakarta di zaman Kerajaan. Atlas Ortelius Peta Indiae Orientalis, karya: Abraham Ortelius tahun 1584 Peta di atas adalah Atlas Ortelius. Pengaruh peta Ortelius ini dan lainnya berasal dari popularitas dan dominasi atlasnya di pasar Eropa. Pada 1570, Ortelius menerbitkan atlas modern pertama; yaitu, satu set peta seragam dengan teks pendukung yang dikumpulkan dalam bentuk buku. Sebelumnya, ada koleksi peta terikat lainnya, khususnya Lafreri di Italia, tetapi ini adalah set petayang dipilih dan terikat bersamaan pada permintaan. Jakarta masih ditulis "Sunda" pada peta tahun 1584 Karya Abraham Ortelius Theatrum Orbis Terrarum, atlas Ortelius, mengalahkan atlas

Ramalan Jayabaya: Terbelahnya Pulau Jawa, Sudah Terbukti?

Image
[Historiana] - Kepercayaan di Nusantara, khususnya Jawa, bahwa ramalan Jayabaya tentang terlahnya Pulau Jawa masih menggelayuti alam pemikiran selama ini. Mitos terbelahnya Pulau Jawa juga berangkat dari isi Ramalan Jayabaya. Tepatnya pada bait ke-164 yang memuat kalimat: “…nugel Tanah Jawa kaping pindho…” Artinya adalah ‘mematahkan Tanah Jawa kedua kali’. Memang, ada kepercayaan bahwa Pulau Jawa sudah pernah terbelah sebelumnya. Yaitu ketika pulau padat penduduk ini masih bergabung satu daratan dengan Pulau Sumatra. Gunung yang letusannya konon mampu membelah Jawa dan Sumatra ini adalah Gunung Krakatau. Tetapi itu letusan yang dulu sekali. Bukan letusan besar di tahun 1883 yang kekuatannya disinyalir 30.000 kali lipat kekuatan bom atom Hiroshima-Nagasaki. Pandangan itu menyandarkan pada pemahaman bahwa terbelahnya Pulau Jawa secara harfiah. Artinya secara fisik, secara geografis dan geologis, tanah Jawa benar-benar terbelah. Tentu saja, kondisi bila hal itu terjadi sangat mengerikan.

Raja-raja Jawa dan Sunda Keturunan Dewa atau Nabi?

Image
[Historiana] - Kajian menarik dalam salah satu sisi sejarah dan budaya bangsa dengan menelusuri kerjaan-kerajaan Nusantara. Dalam artikel ini difokuskan membahas kerajaan yang ada di Pulau Jawa yaitu raja-raja Jawa dan Sunda di masa lampau. Lebih menarik lagi, bila meneliti dan mengkaji rundayan carita atau pancakaki dalam bahasa Indonesia disebut sebagai silsilah. Silisilah ini ada yang mengaitkannya dengan dewa-dewa lalu dikaitkan dengan nabi-nabi. mengapa bisa begitu? Silsilah raja-raja Jawa dan Sunda biasanya ditulis dalam Naskah babad atau Serat. Naskah yang berisi silsilah ini digunakan para raja sebagai alat legitimasi kekuasaannya. Dengan demikian ia mewakili kuasa Tuhan sekaligus di dunia ini. Menurut Ekadjati (1988: 9), naskah yang berisi silsilah, sejarah leluhur, dan sejarah daerah pada masanya merupakan pegangan kaum bangsawan. Selain itu, naskah tersebut juga menjadi alat legitimasi bagi raja yang berkuasa. Pada masa lalu raja-raja di tanah Jawa dikenal gemar sekali mema

Kerajaan terpecah oleh Belanda, Belanda Pergi - Bagaimana Sekarang?

Image
[Historiana] - Nusantara dijajah Belanda, konon selama 350 tahun. Jejak bukti masa penjajahan - koloniaslime Belanda dapat kita temukan dalam berbagai bentu. Tinggalan berupa bangunan fisik hingga memengaruhi sisi kehidupan sosial - politik di Indonesia sekarang. Belanda pemecah belah bangsa! seperti itu kalimat-kalimat yang kita dapati dari berbagai sumber sejarah, baik di bangku sekolah, buku-buku, maupun media online yang bertebaran di dunia maya. Memang benar politik pecah belah atau politik adu domba Belanda sangat kita kenal sebagai "devide et impera". Bukti sejarahnya adalah beberapa kerajaan yang semula utuh kemudian terpecah-pecah. Mulai Kerajaan terpecah menjadi 2, ataupun terbelah-belah lagi. Semua itu salah Belanda. Kerajaan Mataram Islam pecah Kerajaan yang konon terpecah belah oleh VOC Belanda contohnya Mataram Islam yang terpecah menjadi 2 kerajaan yakni: Mataram Barat yakni KesultananYogakarta, diberikan kepada Mangkubumi dengan gelar Sultan Hamengku Buwono I.