Luapan Lumpur di Alun-alun Majalengka | Kisah "Lumpur Lapindo" dan Tanah Runtuh ala Majalengka

Ilustrasi: Likuifaksi Gempa Bumi Jepang YT Channel
[Historiana] - Kisah Munculnya lumpur dari dalam tanah mirip dengan "lumpur Lapindo" pernah terjadi di Kota Majalengka, Kabupaten Majalengka Jawa barat. Juga kisah "tanah runtuh" pernah mendera jalan raya Majalengka.

Berawal dari kisah yang disampaikan oleh Kakek Buyut penulis, Kyai Abhari, bahwa pernah muncul fenomena semburan lumpur di alun-alun Kota Majalengka. Dikisahkan saat itu, alun-alun kota Majalengka ada sebuah pohon beringin dan lumpur meluap di dekatnya.

Kisah ini sudah lama penulis telusuri. Awal kisah dari Ayah Penulis, yang menceritakan kisah Uyut Penulis menyaksikan langsung fenomena tersebut. Sayangnya, catatan tahun kejadian tidak dapat diketahui. Namun demikian, masa Hidup Uyut Penulis, Kyai Abhari yang tercatat dalam Sejarah Majalengka sebagai Mualim atau pengajar di Persatuan Umat Islam (PUI) pimpinan KH Abdul Halim. KH Abdul Halim hidup 1887 - 1962. Tahun kejadian tak jauh dari tahun tersebut. Ada sumber diskusi Grumala yang menyebutkan tahun kejadian 1911-an.

Penelusuran kisah ini diposting penulis dalam group Facebook Majalengka Baheula (Grumala). Ternyata gayung bersambut. Ada beberapa tokoh Majalengka mengetahui fenomena tersebut dan membenarkan bahwa hal tersebut pernah terjadi di Majalengka. Bahkan salah satu anggota Grumala, menyebutkan bahwa yang bertugas menangani "luapan Lumpur Alun-Alun Majalengka" dilakukan oleh Kakek Buyutnya.

Nana Rohmana yang akrab disapa Naro, adalah salah seorang pengurus Grumala menceritakan bahwa Cerita tentang luapan lumpur di alun alun Majalengka memang ada, itupun dari para sepuh yang masih hidup. Itu pun mereka tidak ada yang mengalaminya secara langsung, tetapi kisah turun-menurun. Cerita kejadian aneh yang hampir punah..!!

Lihat juga pembahasan dalam bentuk video



Naro sempat bertanya kepada sesepuh Majalengka tentang adanya kejadian sekitar tahun 1910-1920 dimana di tengah alun-alun Majalengka waktu itu masih terdapat pohon beringin dan di dekat pohon beringin itu keluar lumpur dan membentuk kubangan.

"memang orang tua pernah mendengar cerita kejadian singkat namun sedikit menakutkan" kata Naro.

Setelah kubangan lumpur berhenti, ada lagi kejadian alam lainnya yaitu tanah amblas di sekitar Roemah Pendjara yang kini menjadi Lembaga Pemasyarakatan Majalengka.

"Menurut cerita orang tua saya. Kemarin saya dapat photo tentang amblasnya tanah di jalan raya Majalengka dari Kang Rian Arfiansyah Soebagja yang sumbernya dari e book kebencanaan Indonesia, sayang tidak disertai dengan keterangan tahun berapa, cuma kalo diperhhatikan memang itu photo lama." Tambah Naro

Tanah Amblas (Likuifaksi) Majalengka. Tahun kejadian tidak diketahui
Foto: Grumala

Mungkin cerita kejadian alam luapan lumpur di alun-alun Majalengka benar adanya dan sempat membuat geger penduduk kota Majalengka, layaknya Luapan lumpur Lapindo atau musibah yang kini terjadi di Palu Likuifaksi tanah.Waktu itu luapan lumpur di alun-alun Majalengka berhasil dihentikan karena ada keahlian dari seseorang yang bernama Raden Sunjaya Asnap. Entah dengan cara apa luapan lumpur bisa berhenti, atas jasanya, waktu itu Raden Sunjaya diberi lahan tanah yg cukup luas, kereta (bendi) dengan kudanya yang gagah.

Makam Rd Sanjaya
Raden Sunjaya selain berilmu tinggi beliau juga mempunyai keahlian dalam meramu obat tradisiomal tahun 1927 Raden Sunjaya meninggal dan dimakamkan di pemakaman umum Pasir Muncang tonggoh. Orang sekitar dan keturunannya menyebutnya Embah Buyut Dukun. Sayang keahliannya tidak diturunkan kepada anak cucunya termasuk buyutnya yaitu Wa Ahmad Soeardy.

Cerita Kejadian alam luapan lumpur alun Majalengka ini jangan sampai hilang ditelan jaman, agar kita selalu waspada bahwa bencana seperti ini bisa terjadi dimana saja.

Mari kita membuka kembali sejarah lokal di daerah masing-masing. Hanya kita dan leluhur kita yang mengalami dan memahami apa yang terjadi di wilayahnya.

*Cag*

Referensi

  1. "Seri Bencana Alam di Indonesia: Banjir dan Tanah Longsor" google books
  2. Yayasan Grup Majalengka Baheula Grumala

Comments

Popular posts from this blog

Asal usul Uang "Cicis" dalam Budaya Sunda

Inilah 151 istri Prabu Siliwangi? Siapa saja nama-namanya....

Naskah Sanghyang Raga Dewata