Kerajaan (Kesultanan) Dekhan (Dekan) dalam Naskah Kuno Sunda Sanghyang Siksa Kandang Karesian
[Historiana] - Menelusuri kebesaran kerajaan Pajajaran dapat dilakukan melalui studi literasi Naskah Sunda Kuno (NSK). Para ahli filologi seracara bertahap mempublikasikan transliterasi Naskah Sunda Kuno, diantaranya Naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian (NSKK).
Naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian ibarat ensiklopedi kehidupan urang Sunda zaman pajajaran. Banyak hal digambarkan di dalamnya, mulai dari keagamaan, pemerintahan, profesi, dan nama-nama negara. Ada yang menarik, bahwa beberapa diantaranya berasal dari negeri seberang. Berikut kutipannya:
Aya ma nu urang dek ceta, ulah salah geusan nanya. Lamun dek nyaho di carek para nusa ma: carek Cina, Keling, Parasi, Mesir, Samudra, Banggala, Makasar, Pahang, Kala(n)ten, Bangka, Buwun, Beten. Tulangbawang, Sela, Pasay, Parayaman, Nagara Dekan, Dinah, Andeles, Tego, Maloko, Badan, Pego, Malangkabo, Mekah, Buretet, Lawe, Saksak, Se(m)bawa, Bali, Jenggi, Sabini, Ngogan, Kanangen, Kumering, Simpang Tiga, Gumantung, Manumbi, Babu, Nyiri, Sapari, Patukangan, Surabaya, Lampung, Jambudipa, Seran, Gedah, Solot, Solodong, Bali. Indragiri, Tanjung Pura, Sakampung, Cempa, Baluk, Jawa; sing sawatek para nusa ma sang jurubasa darmamurcaya tanya.Terjemahannya
- Bila kita hendak bertindak, jangan salah mencari tempat bertanya. Bila ingin tahu bahasa negara-negara lain, seperti: bahasa Cina, Keling, Parsi, Mesir, Samudra, Banggala, Makasar, Pahang, Kelantan, Bangka, Buwun, Beten, Tulangbawang, Sela, Pasay, Negara Dekan, Madinah, Andalas, Tego, Maluku, Badan, Pego, Minangkabau, Mekah, Buretet, Lawe, Sasak, Sumbawa, Bali, Jenggi, Sabini; Ogan, Kanangen, Momering, Simpang Tiga, Gumantung, Manumbi, Babu, Nyiri, Sapari, Patukangan, Surabaya, Lampung, Jambudipa, Seran, Gedah, Solot, Solodong, Indragiri, Tanjung Pura, Sakampung, Cempa, Baluk, Jawa; segala macam [bahasa] negara-negara lain, tanyalah juru basa darmamurcaya.)
Rupanya Dekan dalam tutur basa Sunda dimaksudkan adalah "Dekhan" atau Deccan dalam penuturan Eropa. Dekhan ini adalah dataran tinggi di India.
Kesultanan Dekan adalah lima dinasti dari berbagai latar belakang etnis (Afghanistan, Turki, Mongol dll) yang memerintah beberapa kerajaan pada abad pertengahan akhir, yaitu, Bijapur, Golkonda, Ahmadnagar, Bidar, dan Berar di selatan-barat India. Kesultanan Dekan terletak di Dataran Tinggi Deccan, di antara Sungai Krishna dan dataran vindya. Kerajaan-kerajaan ini mendapatkan kemerdekaan ketika Kesultanan Bahmani pecah. Pada tahun 1490, Ahmadnagar menyatakan kemerdekaan, diikuti oleh Bijapur dan Berar pada tahun yang sama. Golkonda merdeka pada tahun 1518 dan Bidar pada tahun 1528.
Kesultanan-kesultanan Dekhan adalah lima kerajaan Islam abad pertengahan--Kesultanan Bijapur, Kesultanan Golkonda, Kesultanan Ahmadnagar, Kesultanan Bidar dan Kesultanan Berar di India selatan. Kesultanan-kesultanan Dekkan terletak di Dataran Tinggi Dekkan, antara Sungai Krishna dan Pegunungan Vindhya. Kerajaan-kerajaan tersebut merdeka selama pecahnya Kesultanan Bahmani.
Lihat juga Videonya
Meskipun secara umum bersaing, namun mereka bersekutu melawan Kerajaan Wijayanagara pada tahun 1565, secara permanen melemahkan Kerajaan Wijayanagara dalam Pertempuran Talikota. Pada tahun 1574, setelah terjadi kudeta di Berar, Ahmadnagar menyerbu dan menaklukkan Kesultanan Berar. Pada tahun 1619, Bidar dianeksasi oleh Bijapur. Kesultanan-kesultanan tersebut kemudian ditaklukkan oleh Kesultanan Mughal; Berar direbut dari Ahmadnagar pada tahun 1596, Ahmadnagar benar-benar diambil alih antara tahun 1616 dan 1636, dan Golkonda dan Bijapur ditaklukkan oleh kampanye Aurangzeb pada tahun 1686-87.
Pada tahun 1490, Kesultanan Ahmadnagar menyatakan kemerdekaannya, diikuti oleh Kesultanan Bijapur dan Kesultanan Berar pada tahun yang sama. Kesultanan Golkonda merdeka pada tahun 1518 dan Bidar tahun 1528. Pada tahun 1510, Bijapur berhasil mengusir invasi Portugis terhadap kota Goa, tetapi kota tersebut akhirnya jatuh ke tangan Portugis.
Jadi masa kekuasaan Kerajaan Dekhan adalah antara tahun 1490–1596 Masehi. Sementara yang memegang Kekuasan di Pajajaran pada rentang waktu itu adalah Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521), bertahta di Pakuan (Bogor sekarang). Dengan demikian, tingkat akurasi "Naskah Siksa Kandang Karesian" sebagai sumber rujukan sejarah sangat kuat.
Referensi
- Majumdar, R.C. (ed.) (2006). The Delhi Sultanate, Mumbai: Bharatiya Vidya Bhavan, p.269; 81-7276-407-1, p.412
- Michell, George & Mark Zebrowski. Architecture and Art of the Deccan Sultanates (The New Cambridge History of India Vol. I:7), Cambridge University Press, Cambridge, 1999, ISBN 0-521-56321-6, p.274
Comments
Post a Comment