Majalengka Tidak Pernah Di-Islam-kan Cirebon? | Kontroversi Sindangkasih
[Historiana] - Kontroversi sejarah hari jadi Majalengka ada hingga hari ini. Beberapa forum dan website hingga media sosial membahas bahwa Sindangkasih sebagai nama Majalengka sebelumnya dianggap sebagai mitos. Benarkah?
Dalam hal ini, penulis tidak memeiliki kepentingan apapun atas kesejarahan Sindangkasih dan Majalengka.
Misalnya lagi, Sindangkasih yang selama ini diidentikan dengan Majalengka dianggap salah/ Misalnya HistoryofCirebon.id menulikan "Ternyata Klaim Kerajaan Sindangkasih Terletak Di Majalengka Adalah Palsu". Dalam hal sejarah tentu tiap perbedaan pendapat tidak menjadi masalah. HistoryofCirebon menyebutkan bahwa lokasi Sindang kasih "bukan Majalengka" tetapi wilayah BEBER Cirebon.
Ada hal yang menarik jika penulis cermati beberapa tahun terakhir, rupanya banyak yang membahas dan menggirin opini bahwa Sindang kasih adalah Cirebon. Baiklah jika demikian. Namun ada konsekuensinya. Apa itu? Selama ini kisah heroisme Para penyebar Islam dari Cirebon dalam meng-Islamkan masyarakat Majalengka (saat itu disebut Sindangkasih) dengan dibumbui kisah mitos menghilangnya buah maja dan Sang Ratu Sindangkasih yaitu Nyai Rambut Kasih. Jika Sindangkasih bukan Majalengka, berarti Cirebon TIDAK PERNAH meng-Islamkan masyarakat Majalengka! Ini konsekuensi dari perubahan sejarah.
Memang dalam sejarah, adanya kemungkinan subyektifisme para penulis dengan berbagai latar-belakang 'kepentingan' atau perbedaan persepsi karena standing view dan point of view berbeda sehingga bisa mengajukan sebuah "revisi", Adanya revisi dalam sejarah bukanlah hal yang "haram". Tetapi ada banyak efek lanjutan yang kadang membuat kita mengernyitkan kening. Betapa tidak, Heroisme penyebaran Islam dari Cirebon ke Majalengka menjadi "buyar"! karena ternyata Sindangkasih adalah wilayah Cirebon Sendiri.
Lalu pihak manakah yang meng-Islam-kan masyarakat Majalengka?
Dalam buku "Handleiding bij de Beoefening der Land- en Volkenkunde" yang ditulis J. J. de Hollander, terbitan tahun 1861, bahwa Majalengka adalah Sindangkasih.
Dan Regent Sindangkasih dalam buku "On the Occasion of His Depparture from Java" Tebitan London tahun 1817 menyebutkan Tumung'gung (Tumenggung) Yogaweswa sebagai Regent (Bupati) Sindangkasih.
Dalam sejarah Cigasong Majalengka, nama Yogaweswa disebut-sebut sebagai pemimpin SIndangkasih. namun gambarannya agak sedikit berbeda, Yogaweswa disebut sebagai mpu karena keahliannya dalam membuat senjata tajam.
Perlu data-data lebih banyak lagi. Mengingat di tatar Pasundan banyak nama tempat yang sama. pun demikian dengan Sindangkasih. Nama Sindangkasih ada di Cirebon, Purwakarta, Ciamis dan Majalengka.
Kiranya sejarah Majalengka memerlukan waktu untuk menelusurinya. Fakta adalah kebenaran. Namun persepsi terhadap fakta memerlukan upaya menyamakannya.
Baca juga dalam blog ini
Dalam hal ini, penulis tidak memeiliki kepentingan apapun atas kesejarahan Sindangkasih dan Majalengka.
Misalnya lagi, Sindangkasih yang selama ini diidentikan dengan Majalengka dianggap salah/ Misalnya HistoryofCirebon.id menulikan "Ternyata Klaim Kerajaan Sindangkasih Terletak Di Majalengka Adalah Palsu". Dalam hal sejarah tentu tiap perbedaan pendapat tidak menjadi masalah. HistoryofCirebon menyebutkan bahwa lokasi Sindang kasih "bukan Majalengka" tetapi wilayah BEBER Cirebon.
Ada hal yang menarik jika penulis cermati beberapa tahun terakhir, rupanya banyak yang membahas dan menggirin opini bahwa Sindang kasih adalah Cirebon. Baiklah jika demikian. Namun ada konsekuensinya. Apa itu? Selama ini kisah heroisme Para penyebar Islam dari Cirebon dalam meng-Islamkan masyarakat Majalengka (saat itu disebut Sindangkasih) dengan dibumbui kisah mitos menghilangnya buah maja dan Sang Ratu Sindangkasih yaitu Nyai Rambut Kasih. Jika Sindangkasih bukan Majalengka, berarti Cirebon TIDAK PERNAH meng-Islamkan masyarakat Majalengka! Ini konsekuensi dari perubahan sejarah.
Memang dalam sejarah, adanya kemungkinan subyektifisme para penulis dengan berbagai latar-belakang 'kepentingan' atau perbedaan persepsi karena standing view dan point of view berbeda sehingga bisa mengajukan sebuah "revisi", Adanya revisi dalam sejarah bukanlah hal yang "haram". Tetapi ada banyak efek lanjutan yang kadang membuat kita mengernyitkan kening. Betapa tidak, Heroisme penyebaran Islam dari Cirebon ke Majalengka menjadi "buyar"! karena ternyata Sindangkasih adalah wilayah Cirebon Sendiri.
Lalu pihak manakah yang meng-Islam-kan masyarakat Majalengka?
Majalengka adalah Sindangkasih
Beberapa tulisan sebelumnya, penulis telah memberikan bukti-bukti otentik dari catatan kolonial Belanda bahwa yang dimaksud "Sindangkah" tepatnya Regent Sindangkasih atau Kabupaten Sindangkasih adalah Kota Majalengka sekarang ini.Dalam buku "Handleiding bij de Beoefening der Land- en Volkenkunde" yang ditulis J. J. de Hollander, terbitan tahun 1861, bahwa Majalengka adalah Sindangkasih.
Dan Regent Sindangkasih dalam buku "On the Occasion of His Depparture from Java" Tebitan London tahun 1817 menyebutkan Tumung'gung (Tumenggung) Yogaweswa sebagai Regent (Bupati) Sindangkasih.
Dalam sejarah Cigasong Majalengka, nama Yogaweswa disebut-sebut sebagai pemimpin SIndangkasih. namun gambarannya agak sedikit berbeda, Yogaweswa disebut sebagai mpu karena keahliannya dalam membuat senjata tajam.
Perlu data-data lebih banyak lagi. Mengingat di tatar Pasundan banyak nama tempat yang sama. pun demikian dengan Sindangkasih. Nama Sindangkasih ada di Cirebon, Purwakarta, Ciamis dan Majalengka.
Kiranya sejarah Majalengka memerlukan waktu untuk menelusurinya. Fakta adalah kebenaran. Namun persepsi terhadap fakta memerlukan upaya menyamakannya.
Baca juga dalam blog ini
- "Nyi Rambut Kasih dan Kerajaan-kerajaan Sunda di Majalengka (Sebuah Penelusuran Pra-Islam)."
- "Asal-usul Majalengka: melacak Jejak Sindangkasih dan Nyai Rambut Kasih"
Referensi
- Hollander, J. J. de 1861. "Handleiding bij de Beoefening der Land- en Volkenkunde"
- 1817. "On the Occasion of His Depparture from Java." London: Cox and Baylis.
- "Ternyata Klaim Kerajaan Sindangkasih Terletak Di Majalengka Adalah Palsu" historyofcirebon.id
Comments
Post a Comment