Malaikat dan CCTV sama Saja...


[Historiana] - Betapa malunya bila wajah kita terpampang di media sosial, sebut saja youtube. Manakala perbuatan buruk, tak bermoral dan memalukan itu ada di youtube.

Hadirnya rekaman itu juga bisa dari CCTV yang ditempatkan tersembunyi di titik-titik Strategis. Setiap gerak gerik manusia di lokasi itu dapat terpantau. Sebut saja CCTV yang berada di Mall, supermarket, perkantoran, gedung-gedung pemerintahan dan lain-lain

Kehadiran seseorang yang mengarahkan kameranya atas perbuatan kita, otomatis kita akan menghentikan perbuatan kita. Atau… kalau nekat akan menyerang si kameramen itu.

Mengapa? Karena kita malu takut perbuatan kita tersebar luas di media sosial. Di facebook, grup WA atau youtube

Sebenarnya ajaran agama telah memberikan pengertian adanya sang khalik yang selalu mengawasi kita ibarat CCTV. Malaikat Atid dan Roqib akan mencatat setiap perbuatan kita.

Malu dalam pengertian positif, adalah perasaan yang mendorong seseorang untuk berbuat baik penuh kemaslahatan. Malu untuk berucap dan berbuat sesuatu yang melangga “khittah” Allah, karena merasa selalu ada CCTV Tuhan yang memantaunya.


Lantas apa yang terjadi dalam situasi kekinian? Ketika kita celungakan kiri-kata seraya berucap “gak ada orang nih, amaan” adalah sebuah gumaman yang lucu, bukankah kita ini manusia? Kedua, kita lupa bahwa ada malaikat di kiri dan kanan kita.

Ya.. semua itu hilang dalam pengertian kita. Bahwa perbuatan kita takkan ditayang oleh malaikat di youtube atau media social lainnya. Namun kita lupa bahwa ketika amal perbuatan kita dihisab di akhirat, ya.. di sanalah Youtube-nya Tuhan yang akan menampakkan semua amal perbuatan kita.

Oleh karena rasa malu adalah kuncinya. Kita sebaiknya selalu merasa ada CCTV Tuhan (closed circuit television) yang memantau. Itulah para malaikat yang memang khusus dikirim Allah untuk mengamati dan mencatat setiap ucapan dan perbuatan manusia.

Ibaratnya, setiap fasilitas sebuah jabatan, pasti akan diaudit.

Lihat videonya...


Dia mengawasiku…selalu….dan selalu….
Tak pernah Dia lelah apalagi lengah…kemanapun aku dan di manapun aku, pasti Dia tak pernah sedetikpun lepas dari mengawasiku…

Walau kututupi diri ini dengan bertumpuk tumpuk kebaikan, atau bertumpuk tumpuk kejahatan..,atau berlapis lapis keindahan… ataupun .. berlapis lapis keburukan tetap Dia tak bisa di halangi…

Dia Yang Maha Lembut, mengetahui setiap isi hati , baik di utarakan ataupun di sembunyikan.. baik dibungkus keikhlasan atau terjatuh dalam keriya’an ….

Dia Yang Maha mengerti…
Maha Melihat, Maha Mendengar…

Referensi
Myfitriblog

Comments

Popular posts from this blog

Asal usul Uang "Cicis" dalam Budaya Sunda

Inilah 151 istri Prabu Siliwangi? Siapa saja nama-namanya....

Naskah Sanghyang Raga Dewata