Asal Usul Aki Tirem, Penghulu Kerajaan Salakanagara berkaitan Erat dengan Kerajaan Langkasuka (Malaysia-Thailand)

[Historiana] - Pembabakan Sejarah Indonesia dikategorikan dalam; Zaman Prasejarah, Zaman Sejarah, Zaman Kuno, Zaman Baru, Zaman Modern. Pembahasan dalam artikel ini khusus zaman Sejarah Indonesia.

Manakah kerajaan sebenarnya layak disebut kerajaan tertua di Nusantara? Tercatat ada kerajaan tua yang telah memiliki budaya menulis, yakni kerajaan Kutai Kertanegara dan Tarumanegara.

Tarumanagara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah menguasai wilayah yang sekarang provinsi Banten, Jawa Barat dan Jakarta pada abad ke-4 sampai abad ke-7.

Kerajaan Tarumanagara diakui secara resmi mulainya sejarah Indonesia.
Bahwa sejarah Indonesia dimulai sejak abad ke-4 Masehi, yaitu dengan ditemukannya tulisan, hal yang sudah menjadi kesepakatan umum. Jadi dasar pembabakannya itu jelas adalah adanya bukti tertulis atau budaya aksara.

Tetapi benarkah kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan tertua di Indonesia? pertanyaan itu sekali lagi tidak bisa segera disetujui. Anda barangkali pernah dengar Salakanagara? Dalam naskah Rajyarajya i Bhumi Nusantara (karya dari sebuah komite yang dipimpin oleh Pangeran Wangsakerta Cirebon) meriwayatkan bahwa pendiri Kerajaan Tarumanagara adalah Jayasinghawarman yakni putra Raja Dewawarman VIII, penguasa Salakanagara. Oleh karena itu dianggap Salakanagara telah dahulu ada sebelum Tarumanagara.

Menurut catatan pejelajah Cina, dalam The Book of Southtern Barbarians, pada zaman Dinasti Han disebutkan bahwa:

 "Pada tahun 131 Masehi raja Ya-dio, dari luar pantai Vietnam, mengirim misi untuk dinasti, kaisar memberi stempel emas dan pita ungu untuk raja"

Berdasarkan Manuscript  Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara dianggap kerajaan awal di Nusantara. kota ini disebut Argyre oleh Ptolemy pada tahun 150 Masehi, terletak di kawasan Teluk Lada Pandeglang. Argyre digambarkan sebagai kota kerajaan (polis) dengan perdagangan dan pertanian yang makmur.

Pemimpin awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem (Aki Luhur Sang Mulya), penghulu di wilayah itu.

Nama Aki Tirem erat kaitannya dengan sejarah keberadaan Kerajaan Salakanagara, yaitu negara tertua di Nusantara. Selanjutnya menurunkan raja-raja Tarumanagara. Aki Tirem menyandang gelar Sang Panghulu (Penghulu) yang berasal dari bahasa Melayu yang berarti pimpinan. Barangkali setara dengan Raja dalam cara pandang negara India dan China.

Disebutkan bahwa bangsa Nusantara adalah para pendatang dari benua Utara. Demikian dari sumber naskah Pangeran Wangsakerta. Semakin lama, penduduk ini semakin meresap dan menyebar ke berbagai daerah di Nusantara. Adapun yang menyebabkan kaum pendatang itu sangat senang dan tinggal di sini (Nusantara) adalah:

1. pulau pulau di bumi Nusantara ini subur tanahnya;
2. subur tumbuh tumbuhannya;
3. kehidupan penduduknya bahagia;
4. serbaneka rempah rempah ada di sini; dan
5. menjadikan kehidupan penduduk makmur sejahtera.

Adapun pakaian yang dikenakan pribumi di sini berupa cawat kayu, daun-daunan, atau rumput. Mereka selalu membawa tombak, gada, busur, dan panah, serta berbagai jenis senjata lainnya. Mereka tinggal di hutan, ada yang hidup berkelompok, ada juga yang selalu bersembunyi, ada yang mernisahkan diri, ada pula yang bersama keluarganya di lereng bukit.

Tiap kelompok yang hidup di salah satu kampung, dipimpin oleh seorang Panghulu sebagai penguasa kampung. Rumah Sang Panghulu, selalu dijadikan sebagai tempat bermusyawarah. Rumah sang pemimpin ini, terhitung besar dan berpanggung (berkolong), sedangkan beberapa keluarga penduduk tinggal bersama dalam satu rumah di bawah pimpinan seorang kepala rumah tangga yang sudah cukup berumur dan terpandang. Demikian pula halnya dengan Sang Panghulu, ia adalah orang yang sangat berwibawa. Di Jawa Kulwan (Barat) ada beberapa panghulu pribumi semacarn itu. Demikian pula di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan pulau pulau lain di Nusantara. Keadaan itu terjadi sebelum awal tarikh Saka.

Mereka datang di Nusantara dengan menumpang perahu dari kayu besar berbentuk rakit (getek), tetapi ada juga yang memakai perahu dari betung besar atau kayu hutan. Di atas rakit itu didirikan rumah dengan atap rumput. Mereka bertolak dari daerah asalnya, dan siang malam mereka berperahu dari hilir sungai ke arah selatan, menuju lautan. Akan tetapi, ada juga yang tempat tinggal asalnya di tepi laut. Mereka berlayar ke beberapa pulau, sampai akhirnya mereka itu tiba di Pulau Jawa. Banyak di antara perahu perahu itu hancur di tengah laut, karena dihantam ombak atau terseret angin besar, sehingga perahunya terlunta lunta dan terpisah dari kelompok perahu lainnya.

Adapun yang menyebabkan pengungsian besar (panigit agheng) itu, adalah:
1.    tempat asalnya selalu kekeringan;
2.    terjadi bencana gempa bumi; dan
3.    musim kemarau yang berkepanjangan.

Akibatnya, mereka menderita kekurangan makanan, dan terpaksa hidup di hutan memakan daun-daunan, tumbuhan, tunas, dan daging hasil buruan. Karena itulah, mereka senantiasa ingin mencari tanah yang subur di pulau-pulau Nusantara. Satu di antaranya adalah Nusa Jawa.

Setibanya di sini, mereka menetap dan hidup bersama ibarat satu keluarga. Anak, cucu, dan keluarga, masing masing membuat rumah. Rumah mereka itu berderet; ada yang kecil dan ada yang besar dan tinggi. Untuk sementara, makanan sehari hari adalah daging hasil berburu di hutan. Lama kelamaan, tempat tinggal mereka itu menjadi kampung (dukuh). Pakaian sehari hari terbuat dari kulit kayu.

Kaum pendatang dari negeri Yawana dan Syangka, yang termasuk ke dalam kelompok manusia purba tengahan (janna puruwwamadya), tiba kira-kira tahun 1.600 sebelum tarikh Saka. Kaum pendatang baru yang tiba di Pulau Jawa antara tahun 300 sampal 100 sebelum tarikh Saka, telah memiliki ilmu yang tinggi (widyanipuna). Mereka telah mengetahui cara memperdagangkan beraneka barang. Kaum pendatang kelompok ini, menyebar ke pulau pulau di Nusantara.

Zaman ini, oleh para mahakawi disebut zaman Besi (wesiyuga), karena mereka telah mampu membuat berbagai macam barang dan senjata dari besi, serta telah mengenal penggunaan emaa dan perak. Mereka merasuk ke desa desa yang dikunjunginya, seolah olah Pulau Jawa dan pulau pulau di Nusantara ini kepunyaan mereka semuanya. Pribumi yang tidak mau menurut atau menghalangi, segera dikalahkan, sehingga bukan saja maksudnya tidak berkesampaian, mereka pun harus menjadi bawahan yang tunduk kepada yang berkuasa.

 …/ hana pwa sang panghulu athawa pangamasa mandala pasisir Jawa kulwan / bang kulwan ika prarrucnaran aki tirem athawa sang aki luhunnulya ngaranira waneh //

Terjemahannya:
Adapun, panghulu atau penguasa wilayah pesisir barat Jawa Barat sebelah barat, 
namanya Aki Tirem atau Sang Aki Luhur Mulya nama lainnya.

Silsilah Aki Tirem

Silsilah tentang asal-usul Aki tirem adalah sebagai pribadi seorang Penghulu (Setingkat raja) di Kerajaan Salakanagara, bukanlah asal-usul penduduk atau rakyat Salakanagara.  Bila dianalogikan atau diibaratkan seperti Gubernur DKI Jakarta sekarang ini adalah Anies Baswedan. Silsilah Anies Baswedan bukanlah silsilah seluruh penduduk DKI Jakarta.

Ayah Anies Baswedan bernama Rasyid Baswedan. Rasyid Baswedan adalah putera dari Abdurrahman Baswedan alias AR Baswedan. AR Baswedan dikenal sebagai seorang nasionalis, jurnalis, pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan juga sastrawan Indonesia. AR Baswedan lahir di Surabaya, 9 September 1908, dan merupakan peranakan Arab  yang kala itu masuk dan golongan Timur Asing. Ia juga yang mendirikan Partai Arab Indonesia (PAI) -liputan6.com. Jadi jelaslah bahwa Silsilah Anies Baswedan sebagai Gubernur adalah sebagai pimpinan wilayah DKI Jakarta, bukan menggambarkan silsilah rakyat Jakarta.

Kembali ke Aki Tirem, dalam naskah rajya-rajya i Bhumi Nusantara  dikemukakan, tentang silsilah (asal-usul) leluhur Aki Tirem atau Sang Aki Luhur Mulya:
Adapun Sang Aki Tirem, putera Ki Srengga namanya.
Ki Srengga putera Nyal Sariti Warawiri namanya.
Nyai Sariti puteri Sang Aki Bajulpakel namanya.
Sang Aki Bajulpakel, putera Aki Dungkul namanya dari Swarnabhumi (Sumatera) sebelah selatan, kemudian berdiam di Jawa sebelah barat.
Selanjutnya Aki Dungkul, putera Ki Pawang Sawer namanya, berdiam di Swarnabhumi (Sumatera) sebelah selatan.
Ki Pawang Sawer, putera Datuk Pawang Marga namanya, berdiam di Swarnabhumi (Sumatera) sebelah selatan.
Datuk Pawang Marga, putera Ki Bagang namanya berdiam di Swarnabhumi (Sumatera) sebelah utara.
Ki Bagang, putera Datuk Waling namanva, yang berdiam di pulau Hujung Mendini.
Datuk Waling putera Datuk Banda namanya, ia berdiam di dukuh di tepi sungai.
Datuk Banda putera Nesan namanya, berdiaiu di wilayah Langkasuka.
Sedangkan nenek moyangnya dari negeri Yawana sebelah barat.



Jika mencermati The Hammond Atlas (terbitan Time, 1980, USA), di wilayah Propinsi Yunnan, terdapat sebuah kota kecil Yu wan, yang terletak di tepi sungal Yuan Mouw. Yu wan dalam bahasa Cina, ada kemiripan dengan Ya wa na, yang terdapat dalam naskah Pustaka Wangsakerta. Oleh karena itu, kota Yu wan, diduga kuat merupakan tanah leluhur Aki Tirem Sang Aki Luhur Mulya.

Sedarrgkan Yunnan sendiri, menurut para ahli, merupakan lembah bagian hulu sungai Yang Tze Kiang, yang mata airnya berasal dari pegunungan Himalaya bagian timur laut. Di wilayah ini sering terjadi gempa bumi, yang disebabkan adanya pergeseran lempeng anak benua India, yang bergerak ke arah utara dan membentur lempeng Asia. Sehingga membentuk pegunungan Himalaya, yang membentang dari arah barat di wilayah Kashmir, ke timur hingga ke wilayah perbatasan China, India dan Burma (Myanmar).

Adanya benturan dua lempeng tersebut, menimbulkan gempa tektonik, di sekitar wilayah bagian utara dan bagian timur laut pegunungan Himalaya. Bencana lain yang sering terjadi di wilayah ini, adalah banjir bandang (mendadak) yang sangat besar. Penyebabnya, akibat pencairan es; di puncak Himalaya pada saat musim semi.

Raja pertama bernama Dewawarman Salakanagara yang berasal dari India.  Dewawarman adalah duta keliling, pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena menikah dengan puteri penghulu setempat (menikah dengan anak Aki Tirem). Sedangkan pendiri Tarumanagara adalah Maharesi Jayasingawarman, pengungsi dari wilayahCalankayana, Bharata karena daerahnya dikuasai oleh kerajaan lain.

lihat videonya

Referensi

AR Baswedan, Kakek Anies yang Satukan Keturunan Arab di Indonesia, liputan6.com diakses 27 Juli 2018

Comments

Popular posts from this blog

Asal usul Uang "Cicis" dalam Budaya Sunda

Inilah 151 istri Prabu Siliwangi? Siapa saja nama-namanya....

Naskah Sanghyang Raga Dewata