Kejayaan Sunda-Pajajaran 909 Tahun | Tri Tangtu, Prinsip Hidup Orang Sunda | Kapan Indonesia Berjaya?


[Historiana] - Mencermati fenomena bangsa dan negara sekarang ini, miris rasanya. Situasi dan kondisi yang membuat kita gamang akan eksistensi diri bahakan nyaris tak mungkin memandang eksistensi bangsa dan negara ini tetap ajeg dalam konsepsi awalnya. Tiap tahun politik, gejolak yang berlatar belakang ideologis nampaknya tak pernah padam. Aakankah kegamangan kita hilang dan menimbulkan optimisme bahwa bangsa dan Negara Indonesia akan berjaya?

Kerajaan Sunda Pajajaran dimulai sejak Tarusbawa mendirikan kerajaan Sunda 670 dan berakhirnya Pajajaran akibat diserang Kesultanan Banten 1579.

Kapan Indonesia berjaya? Deddy Mulyadi mengatakan bahwa Indonesia tidak pernah berjaya sejak bernama Indonesia, Indonesia pernah berjaya saat bernama Nusantara.

Nusantara berjaya dahulu dengan pemahaman dan pengamalan kultur, Suunda dengang sundanya, bugis dengang bugisnya, jawa dengang jawanya, juga suku bangsa lain.

Sunda memiliki persfektif dalam menjalankan kehidupan beragama sekaligus bernegara, ada 3 prinsip hidup orang Sunda yang disebut sebagai "Tri Tangtu Jaya di Buana". Tri Tangtu di Buana atau konsep Tri Tangtu di Bumi. Tri tangtu di Bumi merupakan pembagian peran di dalam tatanan sosial dan negara, yang dalam hal ini masing-masing bagian mempunyai wilayah teritorial sendiri.

Bila kita bandingkan tugas masing-masing unsur, maka -seperti Tritangtu yang lain- Tritangtu di Bumi juga merupakan refleksi dan representasi 3 unsur yaitu Tuhan, Alam, dan Manusia.
  1. Rama: Representasi dari unsur Tuhan yang dimanifestasikan dalam tugas Rama yaitu bidang spiritual, yakni seorang Rama ini adalah manusia yang sudah meninggalkan kepentingan yang bersifat duniawi dan lahiriah, sehingga bisa menjaga rasa asih yang tinggi dan bijaksana. kaum agamawan bertugas membangun kesadaran religius masyarakat, tiada politik dalam benak juangnya. lurus selurusnya.
  2. Resi: Representasi dari unsur alam yang merupakan penyedia bagi kepentingan kehidupan, maka para Resi merupakan ahli-ahli atau guru-guru dalam berbagai bidang di antaranya: pendidikan, pertanian, militer, seni, perdagangan, kesehatan dan lain sebagainya Misinya adalah asah. Kaum intelektual pencerdas bangsa, ia tidak boleh berpolitik praktis, gerakannya adalah gerakan kultur dan gerakan nilai.
  3. Ratu (Prabu): sebagai reprensentasi unsur manusia yang bertugas untuk mengasuh seluruh kegiatan dan kekayaan negara karena misinya asuh maka di dalam tatanan Sunda para pemimpin pemerintahan ini disebut pamong atau pangereh dan bukan pemerintah. Ratu adalah pemangku kebijakan, ia hidup menterjemahkan kultur dan nilai dalam setiap kebijakannya, lurus dan tidak transaksional.
Baca juga: Tritangtu di Bumi - Artefak Sistem Pemerintahan Sunda

Kosenp Tri Tangtu ini mirip dengan "Trias Politica". Adalah Montesquieu (1689-1755), mengemukakan pandangannya mengenai pemisahan kekuasaan yang kemudian terkenal dengan sebutan Trias Politika. Ajaran ini dimuat dalam bukunya, De l’esprit des lois (Jiwa Perundang-undangan) yang diterbitkan pada tahun 1748 (ENI 16,199:440).

Trias politika adalah teori ketatanegaraan atau Hukum Tata Negara yang membagi dan memisahkan kekuasaan negara menjadi tiga, yaitu: (1) kekuasaan legislatif (pembuat undang-undang); (2) kekuasaan eksekutif (pelaksana atau penyelenggara undang-undang); (3) kekuasaan yudikatif (pengadilan, mengadili para pelanggar undang-undang).



Ini adalah bahan renungan kita dalam menghadapi fenomena sekarang ini. Kita sering mendengar "Hayu urang ngamumule budaya Sunda!". bukan sekedar di "mumule" disimpan, dirawat, tapi di "larap" keun nyaeta manunggal jeung rasa, ucap oge lampah

Comments

Popular posts from this blog

Asal usul Uang "Cicis" dalam Budaya Sunda

Inilah 151 istri Prabu Siliwangi? Siapa saja nama-namanya....

Naskah Sanghyang Raga Dewata